Senin, 02 November 2020

Fungsi Utama Resistor

Fungsi utama resistor adalah untuk menghambat arus, udaaah, validno argument— Tulisan ini sengaja aku buat karena aku kesal dengan seseorang. Loh kok bisa kesal? Apa hubungannya dengan salah satu komponen pasif elektronika ini? Kesal karena masih ada orang-orang yang salah kaprah mendefinisikan si resistor ini. Tapi ngga apa-apalah, sebagai orang yang bijak kita diwajibkan memperbaiki seseorang agar terkeluar dari belenggu kesalahan #eyaaak.

Ilustrasi Sebuah Resistor

Sefruit kekesalanku terhadap resistor itu sebenarnya berawal dari aku yang mengikuti webinar yang diadakan oleh salah satu politeknik negeri terbaik di Kota Palembang. Webinar itu membahas tentang perkembangan otomasi di Indonesia, yang menurutku ini sangat bermanfaat bagi jobseeker a.k.a pengangguran seperti saya wkwkwk. Semua acara berjalan dengan lancar, dimulai panitia yang memulai acara tidak mengulur-ngulur waktu alias tepat waktu, pemateri memberikan materi yang jelas, serta sesi tanya jawab yang menghasilkan sebuah diskusi yang sangat menarik untuk disimak. Namun di akhir acara, panitia menghimbau peserta agar tidak meninggalkan ruang Zoom terlebih dahulu karena bakal ada hadiah bagi yang beruntung. Hadiah tersebut akan diberikan jika kita menjawab kuis yang telah disediakan oleh panitia.

Link kuis pun dibagikan, aku pun langsung meluncur ke TKP. Aku kira kuis yang diberikan sebuah pertanyaan seputar materi yang telah dijelaskan, namun ternyata hanyalah lima pertanyaan tentang elektronika dasar. Aku pun mengisi kelima pertanyaan itu dengan pede sekali. Masa iya seorang alumni Teknik Elektro ngga bisa menjawab pertanyaan mudah begini haha. Ku cek sekali lagi pertanyaan yang kuinputkan itu, untuk memastikan agar tidak ada kecerobohan yang aku perbuat. Klik tombol Submit, dan eng ing eeeng, jawaban telah diterima oleh Google Form, dan disana langsung ada tombol buat mengecek hasil nilai dari jawaban yang kita berikan. Dan aku pun melihat hasil jawabannya, hanya dua pertanyaan yang benar dari total lima soal yang diberikan. Satu soal yang salah disebabkan karena aku keliru menyebutkan dioda adalah komponen pasif. OK I'll accept because it's my own fault. Soal lain yang bikin aku salah karena soal yang diberikan ambigu memberikan mana yang warna coklat dan mana yang warna merah (karena kami diperintahkan untuk menghitung besar nilai resistor dari gambar ilustrasi yang diberikan). Dan yang terakhir, ini yang membuat darahku mendidih. Mereka menyatakan jawabanku yang mengatakan fungsi utama resistor untuk menahan arus listrik adalah salah. Lohh??

Fungsi utama dari resistor adalah.... Pembatas Arus? Really?

Dari pilihan yang mereka sediakan juga sebenarnya tidak ada yang tepat. Sebagai pembatas daya jelas-jelas salah. Pembatas tegangan juga salah. Resistor ngga memiliki kemampuan untuk membatas tegangan. Pembatas arus listrik? Resistor ngga bisa membatas arus listrik, yang ada hanya menghambat. Karena keambiguan itulah membuat aku memutuskan untuk memilih Menahan arus listrik saja. Dan dari hasil jawaban mereka, mereka beranggapan bahwa resistor berfungsi untuk membatas arus listrik. Hmmmm .....

Secara bahasa, sebenarnya untuk menahan arus listrik itu salah. Menurut KBBI, menahan berarti menghentikan, mencegah, dan membiarkan tidak terjadi (terwujud dan sebagainya). Jika diartikan secara keseluruhan menahan arus listrik bisa bermakna menjadi menghentikan arus listrik dari sebuah rangkaian. Nah, hal tersebut merupakan tugas utama dari sakelar, mengingat fungsi utama si sakelar adalah memutuskan rangkaian listrik, agar rangkaian menjadi rangkaian terbuka.

Jika menurut mereka pembatas arus listrik adalah fungsi utama resistor, menurutku itu juga kurang tepat! Masih mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembatas itu memiliki kata dasar batas, yang berarti ketentuan yang tidak boleh dilampaui. Jika kita artikan kalimat "Pembatas arus listrik" secara keseluruhan, seolah-olah arus listrik yang melewati tidak boleh melampaui batas yang ditentukan dengan hanya cukup menambahkan resistor saja.

Sekarang kita back to basic, ingatkah kalian dengan Hukum Ohm? Hukum Ohm kurang lebih berbunyi "Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian", atau jika kita rumuskan secara matematis akan menjadi persamaan seperti berikut ini.

Persamaan Hukum Ohm, dengan V=tegangan (V), I=kuat arus listrik (A), dan R=nilai resistansi (Ω)

Anggaplah kita punya rangkaian listrik tertutup dengan memiliki beban hambatan sebesar 1 Ω, dengan tegangan sumber sebesar 12 V. Mengacu dengan Hukum Ohm, kuat arus yang melewati rangkaian menjadi sebesar 12 A. Let say kalian ingin membatasi kuat arus yang mengalir menjadi 6 A saja. Secara matematis, dengan menambah nilai resistansi R menjadi 2 Ω, akan membuat kuat arus yang mengalir menjadi 6 A (12 V / 2 Ω = 6 A). Bagaimana cara meningkatkan nilai resistansi tersebut? Menurut hukum alam yang berlaku, dengan menambahkan hambatan/resistor secara seri akan menjumlahkan kedua hambatan tersebut. Untuk menjadikan nilai resistansi total menjadi 2 Ω, cukup serikan sebuah resistor 1 Ω dengan beban rangkaian. Dan kalian para pembaca yang budiman, yang beranggapan bahwa fungsi utama resistor untuk membatas arus listrik, mengatakan pernyataan tersebut benar dan terbukti. Really?

Rangkaian sederhana, dengan 12 VDC sebagai sumber tegangan, beban sebesar 1 Ω, dan resistor sebesar 1 Ω sebagai "pembatas arus".

Dalam kondisi ideal, tegangan seharusnya tidak berubah-ubah apabila tidak ada penyebab lain yang mengubahnya. Namun pada kondisi dunia nyata, tegangan itu tak selamanya bisa konstan. Boleh jadi tegangan menurun akibat baterai yang digunakan akan habis, atau tegangan melonjak akibat lonjakan tegangan dari PLN, atau mungkin tegangan berubah-ubah akibat komponen pasif lainnya seperti kapasitor maupun induktor. Sekarang kita kembali bayangkan rangkaian sederhana tadi, tapi kini tambahkan tegangannya menjadi 15 V. Berapakah besar kuat arus listriknya? Dan kali ini kalian sepakat besar kuat arusnya menjadi 7,5 A. Loh jadi lewat batas dari yang diinginkan dong? Terus anggaplah tegangannya menjadi 24 V, 48 V, 220 V, 1 kV, 100 Mega Volt, hingga menjadi tak hingga. Tegangan yang naik menyebabkan arus listrik naik juga, karena menurut Hukum Ohm kuat arus listrik berbanding lurus dengan besar tegangan. Jadi jika kita beranggapan, let say tegangannya tak hingga, kuat arus listriknya juga tak hingga dong! Dimana konsep "Pembatas arus listrik"-nya? 

Kalau kita membahas suatu pembatas arus listrik, kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian seharusnya tidak melebihi batas yang telah ditentukan, apapun yang terjadi pada rangkaian. Misal, walaupun tegangan yang diberikan melebihi batas spesifikasinya, kuat arus listrik harus tetap berada di bawah batas yang telah ditentukan. Jika arus melebihi? Bisa dengan membuka rangkaian, atau sistem pintar yang secara otomatis menurunkan tegangan input-an. Nah, komponen yang berperan sesuai apa yang aku sebutkan itu bernama fuse/sekring. Sekring tetap membolehkan kuat arus listrik yang mengalir. Tetapi apabila melebihi batas yang ditentukan oleh spesifikasi sekring, sekring akan otomatis membuka rangkaian dengan memutuskan kawat kecil di dalamnya.

Sekumpulan Resistor

Apakah resistor memiliki kemampuan tersebut? Jawabannya tidak! Ingat, resistor hanya menghambat, bukan membatasi. Anggaplah sebuah nilai resistansi itu ketika Anda sedang berjalan di lobby kampus yang kosong vs lorong-lorong pasar yang ramai. Banyaknya kerumunan itu anggaplah sebuah nilai resistansi. Semakin ramai tempat, semakin besar nilai resistansinya. Misal Anda harus berjalan sejauh 50 meter secepat mungkin, kondisi yang manakah yang membuat Anda sampai ke tujuan paling cepat? Jelas Anda akan menjawab berjalan di lobby kampus yang kosong, bahkan Anda bisa berlari demi mencapai tujuan lebih cepat lagi. Di kerumunan pasar Anda tidak dapat berlari secepat mungkin, karena Anda harus menghindari orang-orang yang menghalangi jalan Anda. Apakah kerumunan itu menghentikan langkah Anda? Jawabannya tidak! Kerumunan itu hanya menghambat perjalanan Anda sehingga menjadi lebih lambat.

Jadi harus diingat, fungsi utama resistor yang paling tepat adalah untuk menghambat arus listrik. Dari namanya saja diambil dari kata Bahasa Inggris, to resist, yang jika kita terjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi menghambat. Dan juga kita lebih familiar dengan kalimat "besar hambatan pada komponen tersebut adalah sekian ohm.", bukan "besar batasan pada komponen tersebut adalah sekian ohm.". Oleh sebab itu, kesalahan-kesalahan semacam ini mesti diluruskan. Walaupun hanya masalah bahasa, tetapi salah pemilihan kata menyebabkan perubahan makna yang akan membingungkan orang-orang.

Fungsi Resistor Yang Lainnya

Selain berperan sebagai penghambat kuat arus listrik, resistor juga memiliki kegunaan sebagai berikut.

Pembagi Tegangan

Resistor dapat digunakan sebagai pembagi tegangan apabila dua atau lebih resistor disambungkan secara seri. Sifat rangkaian seri yang memiliki kuat arus listrik yang sama pada setiap komponen yang tersambung seri ini menyebabkan tegangan drop tiap komponen menjadi terbagi-bagi. Fenomena ini dijelaskan lebih rinci pada Hukum Kirchoff II.

Resistor sebagai pembagi tegangan


Pengukur Kuat Arus Listrik

Resistor dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik apabila kita tidak memiliki alat pengukur arus/ammeter. Pengukuran ini dilakukan dengan cara meletakkan resistor secara seri dengan beban, kemudian mengukur tegangan drop pada resistor tersebut. Resistor ini lebih dikenal sebagai shunt resistor.

Rangkaian resistor shunt


Input Nilai Analog

Fungsi utama resistor yang lainnya resistor dapat digunakan sebagai input nilai analog, terutama pada resistor variabel. Potensiometer merupakan salah satu jenis resistor variabel, karena nilai hambatan potensiometer dapat berubah-ubah apabila knobnya diputar. Potensiometer salah satunya diaplikasikan secara luas di input pengatur volume pada sound system. Ada beberapa sensor yang memanfaatkan cara kerja resistor variabel ini, yang mana nilai hambatannya berubah-ubah akibat perubahan fenomena alam di sekitarnya. Contoh sensor yang cara kerjanya dengan mengubah nilai resistansinya adalah termistor (pengukur suhu), LDR (light dependent resistor), dan load cell (sensor berat).

Contoh Resistor Variabel


***

Akhir Kata

Aku menulis artikel ini bukan berarti bentuk kekecewaanku karena aku yang tidak menang doorprize. Bukan! Aku disini hanya ingin meluruskan kesalahan persepsi yang timbul di tengah-tengah masyarakat, apalagi kalian seorang mahasiswa teknik elektro, listrik, elektronika, atau semacamnya yang jelas hal-hal tersebut adalah pengetahuan dasar bagi kalian. Jangan sampai kesalahan kecil seperti ini akan berdampak kepada buruknya nama Mahasiswa Teknik Elektro akibat ketidaktahuan terhadap hal-hal tersebut. Demikianlah artikel pada kesempatan kali ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca

2 comments

  1. hwaaaaaaaaa....daebak, sebagai mantan mahasiswa ekbang dan dulu esempenya ada mata pelajaran elektronika di luar fisika ya, ini aku kenapa malah jadi nostalgik waktu ujian praktikum suruh ngrangkai dan nyebut nyebutin elemen rangkaian dasar listrik, termasuk megang megang peranti sekecil resistor dunk hehehe...dan nilai elektroku kadang sering remed

    btw ini tulisan berfaidah loh, maksudnya mencoba meluruskan sebuah fungsi suatu peranti penting dalam rangkaian listrik, karena yah, kadang kadang kalau mengacu pada sumber yang salah tafsif...good job as lulusan electro mas, sungkem :D

    sudah ngingetin pula ama hukum ohm l

    ヾ(^-^)ノ

    btw mang sebelumnya doorprise kuis 5 nomornya teh apaan ya...kepow sayah hehhehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah keren tuh bocah esempeh udah mainin elektronikaa.

      Unch unch, selagi tau ilmunya, dan melihat suatu kesalahan ya ada baiknya langsung dikoreksi hehee
      Doorprizenya? sekedar dapat gratis akses materi tentang robotika sih. Siapa si yang ngga mau dengan hal yang gratisan wkwkwk

      Wiiih ada mbak mbul, btw makasih atas kunjungannya yaa

      Hapus
ads
avatar
Admin THE-Mangcoy Online
Welcome to THE-Mangcoy theme