Minggu, 26 Mei 2024

Review Film How To Make Millions Before Grandma Dies: Asli, Bikin Mewek!

How To Make Millions Before Grandma Dies — Tulisan ini bukanlah menceritakan tentang tutorial cara menghasilkan uang jutaan rupiah, melainkan sebuah review film yang belakangan ini lagi naik daun. Ya, film bergenre drama keluarga asal Negeri Gajah Putih ini berhasil memikat para penikmat film di Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan ramainya orang-orang membicarakan tentang film ini, terutama di media sosial. Bagaimana kesan-kesan dari Mangcoy usai menonton film ini?

Spoiler Alert!

Tulisan ini barangkali akan mengandung spoiler. Bagi yang gak mau kena spoiler, stop membaca tulisan ini! 

Sinopsis Singkat

M, seorang remaja tanggung yang rela putus kuliah demi mengejar cita-citanya menjadi seorang game caster. Alih-alih bisa menghasilkan uang yang banyak, ia malah terkesan gagal. Melihat sepupu perempuannya, Mui, yang berhasil memperoleh sebagian besar harta warisan berkat usai mengurusi 'Agong' sebelum meninggal dunia, M mencoba mengikuti jejak Mui dengan merawat neneknya 'Amah' yang kondisinya sedang sakit terkena kanker usus. Alih-alih karena rasa sayang, M merawat atas dasar pamrih, berharap bisa memperoleh harta warisan yang banyak dari neneknya. Apakah usaha M berhasil?

Bikin Mewek!

"Bikin Mewek!", dua kata tersebut cukup mewakili kesan-kesan usai menonton film How To Make Millions Before Grandma Dies. Hal tersebut diamini oleh puluhan penonton lainnya, yang mana terdengar isak tangis dari berbagai penjuru ruang bioskop. Ya, lagi-lagi kebiasaanku menonton bioskop sendirian terulang lagi demi menyaksikan film drama keluarga asli Negeri Thailand ini. Cowok kok nonton film mewek? Tbh, awalnya memang nggak ada niat mau nonton film di bioskop. Berkat temanku yang ngasih rating sejuta per sepuluh, ditambah judul filmnya yang cukup menarik, bikin aku sangat penasaran untuk menontonnya (shoutout to Alvio :p).

Rasa penasaranku tersebut ternyata terbayarkan lunas secara kontan. Tak merasa rugi tenaga dan waktu demi menontoni film ini di bioskop, karena filmnya memang bagus banget. Kalau boleh jujur, sebenarnya nggak ada yang spesial dari film ini, I mean tak ada special effect yang uwaw layaknya film-film aksi Holywood ataupun plot twist cerita yang bikin penonton terheran-heran tak menyangka. Bahkan menurutku, inti cerita yang dibawakannya itu biasa saja. Hanya saja, cara film ini mengemas cerita yang terkesan biasa-biasa itulah yang bikin film ini ajib banget. Bagaimana tidak, teknik pengambilan gambar, timing yang tepat dan faktor-faktor pendukung lainnya yang membuat film ini sukses bikin penontonnya mewek.

Mampu Menggiring Emosi Penonton

Yaps, film How To Make Millions Before Grandma Dies menurutku berhasil menggiring emosi para penonton, apalagi mengingat karakter orang-orang Indonesia yang rasa kekeluargaannya kental banget, sehingga mudah sekali memunculkan "rasa baper" tersebut kepada penonton dari negeri +62 ini. Hadirnya film bergenre drama keluarga ini menurutku menjadi angin segar bagi dunia perfilman Indonesia. Bagaiman tidak, di tengah-tengah gempuran film drama percintaan maupun horor, film ini hadir dengan genre yang agak jarang dilirik oleh para sineas Indonesia, namun bisa men-deliver filmnya dengan apik. Wajar saja film dari negeri seberang ini berhasil terjual 800.000 tiket usai delapan hari penayangannya di Indonesia (sumber: Tribunnews.com).

Hanya saja, proses pengenalan karakter di awal-awal cerita terkesan membosankan. Di menit-menit awal sudah bergumam "waduh bakal nontonin film boring nih". Namun semakin berjalannya cerita, alur cerita pun semakin memanas dan menarik, bercampur aduk dengan rasa haru yang sukses bikin penontonnya merasa baper. Entahla, bisa jadi rasa "boring" tersebut hadir dikarenakan kendala bahasa yang mengharuskan penontonnya bolak-balik ngelirik subtitle dan filmnya, apalagi di perkenalan tersebut belum ada konflik-konflik yang muncul, sehingga munculah rasa malas untuk  menyimak sesi perkenalan tersebut secara seksama. Aku sendiri pun mulai mengangkap "Oh ini pamannya, oh ini sepupunya" ketika film sudah di tengah jalan. Ya, coba saja aku fasih Bahasa Thailand, boleh jadi aku nggak akan malas nyimak sesi perkenalan awal ceritanya hehee...

Cuplikan film How To Make Millions Before Grandma Dies
(courtesy: ตัวอย่างภาพยนตร์ ‘หลานม่า’ | Official Trailer)

Sayangi Keluarga

Di awal cerita kita bakal menilai si M merawat neneknya hanya karena pamrih, berharap bisa menguasai warisan neneknya ketika meninggal dunia. Terdengar jahat sekali memang, tetapi semakin menuju akhir cerita, M ternyata tidak sejahat dari apa yang kita perkirakan sebelumnya. Rasa cinta kepada neneknya itu ternyata mampu membendung hawa nafsu keinginannya untuk menguasai harta warisannya tersebut. Hal tersebut terbukti ketika Paman Kiang mau memberikan sejumlah uang kepada M, ia menolaknya mentah-mentah.

Dari sini bisa disimpulkan film ini ingin berpesan kepada kita untuk lebih menyayangi orang-orang yang kita cintai, terutama keluarga. Kita tidak tahu sampai kapan kita terus bersama dengan orang tersayang tersebut, entah jarak yang akan memisahkannya, atau bahkan maut menjadi pemisahnya. Ya, buat anak rantauan seperti aku misalnya, cukup memberikan tamparan keras untuk lebih sering-sering menghubungi, atau lebih baik mengunjungi keluarga yang ditinggalkan tersebut.

Di akhir cerita pun dijelaskan Amah sebenarnya menaruh rasa sayang lebih kepada M. Memang sih, sepanjang cerita nampaknya Amah risih banget dengan kelakuan M. Namun di akhir-akhir cerita, terungkap Amah pernah membuka tabungan deposito untuk M ketika M masih kecil. Amah tidak mengungkapkan rasa cintanya layaknya apa yang diperkirakan orang sebelumnya, yaitu memberikan harta warisan lebih kepada M. Melainkan, ia berungkap melalui memori dan janji yang pernah diikrarkan pada masa lampau. Lagi-lagi, pesan yang bisa dipetik adalah orang tersayang yang tampak cuek boleh jadi orang yang paling menyayangi kita. Mereka cuek bukan berarti mereka tak sayang kepada kita, boleh jadi mereka berprinsip rasa cinta itu tak perlu diumbar-umbar. Cukup dengan aksi nyata, sudah cukup merepresentasikan rasa cinta tersebut.

Kesimpulan

How To Make Millions Before Grandma Dies menurutku sangat recommended banget buat ditonton. Terutama buat kalian seorang perantau ataupun merasa rindu dengan orang tersayang dan mau ngefeel baper, highly recommended. Film ini layak aku kasih nilai 9.25 dari 10. Sebagus itukah? Absolutely. Hanya saja, alur ceritanya terkesan biasa saja, tak ada plot twist-plot twist yang bikin mind blowing yang bikin alur ceritanya menjadi lebih menarik. Kemampuan film ini menggiring emosi para penonton inilah yang menjadi nilai jual utama mengapa bisa laris di  Tanah Air, bahkan How To Make Millions Before Grandma Dies disebut-sebut sebagai Film Thailand terbaik yang tayang di Indonesia. Cocok banget dengan karakter orang Indonesia yang rasa kekeluargaannya kental banget.

Apakah Anda sudah menonton film ini juga? Bagaimana pendapatnya? Yuk berbagi di kolom komentar berikut ini!

2 comments

  1. Aaaa aku baru nonton kemarin dan penuhhh banget, pas banget dapet sisa dua bangku dibarisan J (enggak terlalu dibawah lah ya) biarpun nontonnya sedikit ngerepotin karena mata harus naik turun dari subtitle lanjut ke pemerannya. But overall bagusss banget. Alurnya memang biasa aja, ya disitulah pointnya gambaran nyata tentang keadaan keluarga dimana amah sebagai nenek yang sudah menua, tinggal sendiri, anak-anaknya sibuk dengan urusannya masing-masing.

    Amah hanya ingin punya waktu dengan anak-anaknya, tapi anak-anaknya gak tau soal itu. Bahkan di kehidupan saat ini pun aku rasa banyak para kakek nenek yang hidup dirumah sendiri, kesepian, atau hanya ditemani 1 anaknya atau akan lebih bagusnya bisa tinggal dengan keluarga anaknya.

    Dan lagi, yang menyedihkan juga mereka mengejar harta warisan dari orang tuanya padahal orang tua juga punya kesusahannya sendiri. Tapi sebagai orang tua, Amah juga gak mau anaknya kesulitan tanpanya. Makanya dia menjual rumah dan uangnya untuk anak yang paling kecil karena 1 anaknya itu bermasalah. Banyak momen yang bikin aku gak ekspek. Bener-bener bagus jujurrr!

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah mention diriku yang merekomendasikan filmnya,
    Reviewnya sangat jujur dan ada beberapa point yang aku juga setuju, kalau di awal film memang alurnya biasa saja.
    Tetapi, puncaknya ketika M tau asset rumah diwariskan malah ke pamannya M. Dia meninggalkan amah yang sedang mengantri untuk berobat sambil menghentakkan dorongan kursi roda amah. Background rumah sakit, hujan deras, dan amah yang menangis dalam diam merupakan adegan yang membuat pecah air mata penonton.
    Setelah itu, air mata tidak pernah berhenti untuk mengalir, makin masuk ke ending emosi makin tidak terkontrol.

    Film ini mengajarkan kalau kita masih memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi dan empati yang mendalam sebagai manusia.

    BalasHapus
ads
avatar
Admin THE-Mangcoy Online
Welcome to THE-Mangcoy theme