Minggu, 19 Mei 2024

Lenovo ThinkPad – Alasan Mengapa Aku Cinta Banget Dengan ThinkPad

All About ThinkPad – Kalau bicara tentang laptop, rasanya tak ada habis-habisnya. Alasan utamanya ya karena aku memang membawa blog ini ke ranah dunia teknologi hehee... Namun seri laptop yang memiliki posisi special place in my heart is ThinkPad. Benar saja, paling tidak ada lima postingan (hingga tulisan ini terbit) yang khusus membahas laptop seri ThinkPad (Review Lenovo ThinkPad X220, Kelebihan dan Kekurangan Lenovo ThinkPad X220, Serba-Serbi Upgrade Lenovo ThinkPad X220, Review Lenovo ThinkPad X230, dan Review Lenovo ThinkPad X240). And for your information aja, baru-baru ini aku memboyong laptop Lenovo ThinkPad T480s sebagai laptop tempur buat kerja sehari-hari (Insya Allah review-nya bakal segera terbit).

Sebelum mengenal ThinkPad, sebenarnya aku dulu fanboy Asus banget. Kalau mau beli laptop, harus Asus, gak mau yang lain pokoknya. Ada teman minta rekomendasi laptop? Wah harus merk Asus pokoknya! Namun semua itu berubah ketika aku mengenal laptop ThinkPad, yang mana lini bisnisnya dari perusahaan Tiongkok bernama Lenovo. Yang jadi pertanyaan, mengapa harus ThinkPad? Bentuk kotak berwarna hitam yang membosankan, dengan bulatan merah di tengah-tengah keyboard-nya, kenapa nggak pilih seri laptop yang lain saja yang lebih nyentrik?

My First Love With  ThinkPad

Kecintaanku terhadap laptop ThinkPad bermula sejak tahun 2019 silam. Kalau tidak salah waktu itu aku tak sengaja membaca penjelasan tentang keunggulan-keunggulan yang dimiliki ThinkPad. Kalau nggak salah di penjelasan tersebut dijelaskan betapa cerdasnya IBM (perusahaan komputer yang menciptakan seri ThinkPad sebelum diakuisisi oleh Lenovo) mendesain lini ThinkPad sebagai laptop bisnis yang tangguh, modular, dan easy to service. Filosofi tersebut terus dibawah oleh Lenovo hingga lini ThinkPad terbaru sekalipun, meskipun terdapat modernisasi demi memenuhi kebutuhan pasar saat ini.

Yang bikin makin menariknya adalah harga bekasnya, yang boleh jadi, setara atau bahkan lebih murah ketimbang laptop-laptop keluaran terbaru sekalipun. Harga murah tersebut diperkuat juga dengan spesifikasi yang cukup tinggi, meskipun tergolong generasi lama. Bayangkan saja dengan harga yang sama layaknya laptop baru termurah di pasaran, bisa ngedapetin processor at least Intel Core i5 yang performanya jauh lebih kencang ketimbang laptop murah keluaran terbaru tersebut. 

Sempat punya ThinkPad T430. Sayang beribu sayang nasibnya kini jadi bahan rongsok di tukang komputer. Bonus kocheng juga.

Alasan-alasan seperti harga bekasnya yang murah, tangguh, lulus uji standar militer, dan bahkan one and only laptop yang tersertifikasi digunakan di International Space Station inilah yang bikin aku makin penasaran dan harus memiliki laptop yang terkesan "halo product" tersebut. After that, kisaran pertengahan tahun 2019 aku memboyong Lenovo ThinkPad T430. Sayang seribu sayang cinta pertamaku tersebut tak bisa langgeng untuk waktu yang lama, karena harus dipisahkan oleh matotnya si laptop. Maklum, resiko beli barang bekas.

Cinta Lama Bersemi Kembali

Meskipun sempat "balikan" lagi dengan Asus usai kandasnya cinta pertamaku tersebut, pada akhir tahun 2020 tanpa rasa kapok lagi-lagi aku beli laptop ThinkPad. Tepatnya Lenovo ThinkPad X220. Alhamdulillah, dengan penuh syukur "cinta"-ku tersebut bisa langgeng untuk waktu yang lama. Bahkan kuberikan treatment-treatment upgrade agar kinerja si ThinkPad menjadi maksimal.

Tiga tahun lamanya sudah bersama dengan ThinkPad X220, tetapi yang namanya laptop tua pasti ada saja pekerjaan-pekerjaan yang rasanya terlalu berat untuk di-handle oleh sebuah laptop lawas, apalagi kerjaanku sehari-hari sebagai developer yang cenderung membutuhkan processing power lumayan tinggi. Lagi-lagi, sebuah ThinkPad bekas aku boyong kembali pada akhir tahun 2023 lalu, tepatnya seri Lenovo ThinkPad T480s dengan spesifikasi Intel Core i7 generasi ke-8 dengan RAM sebesar 16 GB. Performanya? Biarpun statusnya sebagai laptop bekas, berkat processor quad core yang diusungnya lumayan cukup untuk memenuhi segala kebutuhan komputasiku.

Terus nasib si X220 bagaimana? Tentunya masih ada dong. Rasanya nggak ingin aku jual hehee... Nasibnya kini sedang digunakan "someone" yang statusnya sedang membutuhkan banget seperangkat laptop. Lenovo ThinkPad T480s inilah yang kini menjadi daily driver buat segala urusan yang membutuhkan laptop. Kedepannya kalau ada rezeki lebih, kepinginlah punya ThinkPad dari baru. Masa mainnya sekenan terus si :).

My Daily Driver Lenovo Thinkpad T480s

***

Itulah tadi cerita singkat bagaimana pertemuan antara dua insan awal mula rasa cintaku terhadap laptop ThinkPad muncul, hingga menjadi pilihan utama ketika ingin mencari laptop buat kerja. Apa sih yang spesial dari ThinkPad? Mengapa Anda pun sebaiknya menambahkan seri ThinkPad menjadi opsi pilihan ketika hunting mencari laptop? Berikut aku jelaskan 3 Alasan Mengapa Harus Memilih ThinkPad dan 3 Alasan Mengapa Jangan Pilih ThinkPad.

3 Alasan Mengapa Harus Memilih ThinkPad

  1. Tangguh

    Kata "tangguh" dan brand ThinkPad bisa jadi sebuah pasangan kata yang serasi. Ya, seri ThinkPad sudah terkenal sejak dahulu masalah ketangguhannya. Sebut saja frame laptop yang terbuat dari magnesium, bahkan melewati pengujian durabilitas berstandar militer. Hal tersebut terbukti dengan overall build quality laptop seri ThinkPad jauh lebih berkualitas ketimbang seri laptop consumer pada umumnya.

    Nggak percaya? Pernah membongkar laptop? Bagi yang sering membongkar laptop, rasanya menjengkelkan sekali melihat penahan klip di bagian bodinya sering patah yang menyebabkan laptop menjadi renggang setelah dipasang. Nah, masalah tersebut belum pernah aku temui di laptop ThinkPad.

  2. Fitur Bisnis yang Melimpah

    ThinkPad diciptakan untuk mengisi segmen bisnis dari Lenovo. Segmen bisnis ini berarti laptop tersebut digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang mengedepankan keamanan, efisiensi, dan something works properly. Belum lagi menuntut perangkat tersebut untuk mampu diajak kerja delapan jam per hari. Tak heran laptop-laptop seri bisnis didesain dengan durabilitas yang lebih tinggi dan fitur lebih melimpah dibandingkan dengan seri laptop consumer biasa.

    Sebut saja fitur WWAN yang berfungsi agar perangkat dapat terkoneksi ke jaringan seluler, SmartCard, V-pro, dan fitur-fitur lainnya yang tak ditemukan di laptop biasa. Terdengar gimmick sih, tapi punya fitur tambahan yang meskipun most of the time nggak digunakan oleh pengguna biasa, why not hehee...

  3. Harga Bekas yang Terjangkau

    Dikarenakan peruntukkannya di kalangan bisnis, maka tak heran jika seri ThinkPad biasanya dibeli oleh bisnis/perusahaan dalam skala besar. Nggak cuma satu atau dua unit laptop saja, melainkan puluhan, bahkan bisa jadi ratusan unit yang dibeli sekaligus.

    Pada kurun waktu tertentu, perusahaan biasanya melakukan peremajaan perangkat inventarisnya. Alhasil ratusan perangkat yang pernah dibeli tersebut kini dilego secara besar-besaran. Ingat hukum supply and demand? Semakin banyak produk (supply) di pasaran, harga menjadi semakin murah. Itulah mengapa laptop ThinkPad harga barunya yang bisa tembus puluhan juta, kini menjadi murah meriah disaat menjadi barang bekas dalam kurun waktu tertentu. Toh, perkembangan teknologi personal computer rasanya stagnan begitu-gitu saja. Membeli laptop berumur 3-5 tahun rasanya masih mumpuni banget, yang tentu saja dengan spesifikasi yang tepat. Harga murah, spesifikasi tergolong gahar, membawa seabrek fitur-fitur bisnis, siapa yang nggak tertarik, coba?

3 Alasan Mengapa ThinkPad TIDAK Cocok Buat Kamu

  1. Gaming

    Kalau kamu mencari sebuah laptop yang didekasikan buat gaming, rasanya seri ThinkPad "bukan buat elo banget" deh. Seriusan, ThinkPad diciptakan untuk mengisi lini bisnis, yang mana bakal digunakan di kantor-kantor buat kerja. Memang sih ada saja seri ThinkPad yang memiliki dedicated graphics yang cukup mumpuni buat gaming, seperti Lenovo ThinkPad P53 misalnya.

    Bisa saja laptop tersebut dipakai buat ngegame, tapi peruntukannya bukan untuk hal yang demikian. Kalaupun emang carinya buat ngegame, ada baiknya cari seri laptop khusus buat gaming seperti Lenovo Legion dan Asus ROG. IMO, ThinkPad lebih cocok disebut sebagai tool, not a toy.

  2. Desain Laptop yang Membosankan

    Apabila estetika laptop menjadi prioritas utama, lagi-lagi ThinkPad "bukan buat elo banget". Lihat saja desain laptopnya yang gitu-gitu aja, dari awal rilis pada tahun 90-an hingga sekarang, yang mana hanya kotak berwarna hitam dengan Trackpoint merah di tengah-tengah keyboard-nya.

    Memang sih ada beberapa seri ThinkPad yang menurutku desainnya cukup cantik nan modern. Sebut saja Lenovo ThinkPad X1 Carbon Gen 11 yang desainnya tipis ala-ala MacBook maupun ThinkPad Yoga yang layarnya bisa diputar 360°. Again, masalah selera kembali ke diri masing-masing. Tak semua orang yang cocok dengan desain hitam polos "berpentil" merah di tengah-tengah keyboard-nya.

  3. Harga Baru yang Terdengar Tidak Masuk Akal

    Di awal memang sudah aku jelaskan, harga laptop ThinkPad itu murah meriah ... kalau kondisinya bekas. Namun tak semua orang merasa nyaman punya laptop bekas. Absennya garansi resmi menjadi deal breaker bagi sebagian orang., belum lagi kondisi barang yang statusnya barang bekas sehingga menambah rasa khawatir jika terjadi kerusakan pada laptop. Bagi kaum yang non tech-savvy dan menginginkan laptop yang "just works ", tentu saja membeli bekas bukan menjadi pilihan.

    Bagaimana jika membeli unit baru? Coba deh lihat-lihat harga ThinkPad brand new di marketplace. Price to performance-nya rasanya sangat tak masuk akal ketimbang laptop-laptop consumer biasa. Uang 15 jutaan cuma buat ngedapetin spek laptop Intel Core i5 low power tanpa dedicated graphics? rasanya kurang worth it banget gak sih. Padahal uang segitu bisa mendapatkan laptop gaming spek gahar loh.

    Mungkin ada saja orang-orang yang rela mengeluarkan uang lebih ekstra demi memperoleh laptop ThinkPad brand new. Bisa jadi orang tersebut membutuhkan fitur ekstra dan ketangguhan yang dimiliki seri ThinkPad. Tetapi untuk most people, terutama yang mengutamakan laptop berspesifikasi tinggi dengan harga yang "terjangkau", ThinkPad ada baiknya bukan menjadi pilihan Anda.


Demikianlah tulisan ini tentang Serba-serbi All About ThinkPad. Meskipun kini aku bisa dibilang sebagai fansboy-nya ThinkPad, bukan berarti serta-merta menutup mata mengatakan laptop-laptop lain itu jelek. Tak ada yang sempurna di dunia ini, begitu juga laptop ThinkPad. Paling tidak, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ThinkPad memiliki support dan komunitas yang cukup solid di seluruh dunia. Thinkpad Subreddit misalnya, menjadi salah satu wadah utama segala obrolan tentang ThinkPad dari seluruh penjuru dunia. Mau versi lokalnya ada tuh grup Facebook Thinkpad Indonesia.

Beberapa koleksi ThinkPad punya Mangcoy :)

Selain dari sisi komunitasnya, Lenovo, sebagai pabrikan yang menaungi ThinkPad pun memberikan dukungan driver dan dokumentasi PSREF & hardware maintenance manual, meskipun ThinkPad-nya seri lawas sekalipun. And best of the best-nya lagi, menurutku ialah dukungan sistem operasi Linux yang mostly out of the box sehingga ThinkPad bisa menjadi the best Linux machine for you. Oleh sebab itu, ThinkPad cocok sekali buat kalian yang hobi ngoprek-ngoprek komputer tech-savvy, dan menyalurkan jiwa nerdy-nya.

Apakah kamu juga pengguna ThinkPad? Atau sedang hunting laptop ThinkPad perdana buat kerja sehari-hari? Ayo share pengalamanmu di kolom komentar berikut!

Posting Komentar

ads
avatar
Admin THE-Mangcoy Online
Welcome to THE-Mangcoy theme