Senin, 29 April 2024

Review Keychron K7 Brown Optical Switch: Sorry, I Don't Like It

Review Keychron K7 Brown Optical Switch — Beberapa waktu yang lalu, tepatnya dua tahun satu bulan silam, aku sempat mengulas keyboard mekanikal pribadiku, yang juga merupakan keyboard mekanik pertama yang pernah aku miliki, yaitu Review Keychron K8 Brown Switch: Keyboard Mekanikal 'Murah' yang Kaya Fitur. Apakah kali ini aku telah menambah koleksi keyboard mekanik yang harganya jutaan tersebut?

Jawabannya adalah tidak. Keychron K7 yang akan aku review ini merupakan keyboard milik temanku. Kebetulan sekali beliau membawa keyboard-nya tersebut ketika kami sedang melakukan pertemuan di suatu kafe. Kesempatan bagus nih buat nyobain barang baru dan menjadi ajang keracunan buat nambah koleksi keyboard. Dikarenakan kondisi tersebut review kali ini bakal review sekilas saja, karena aku sekedar nyoba-nyobain dikit dan berbagi bagaimana impresi sekilas yang dirasakan melalui sepuluh jari tangan ini.

Keychron K7, Keyboard Mekanik 65% Low Profile yang "Katanya" Pertama Di Dunia

Kalau Review Keyboard Keychron K8 yang lalu merupakan keyboard full profile layaknya keyboard desktop pada umumnya, Keychron K7 termasuk keyboard low profile yang ditujukan untuk mudah dibawa kemana-mana. Diperkuat juga dengan ukuran 65% yang membuat keyboard ini berukuran makin ringkas dan kecil. Di web resminya Keychron mengklaim bahwa seri K7 ini merupakan keyboard wireless 65% pertama di dunia yang berukuran ultra-slim.

Wireless? Ya, layaknya seri K lainnya, Keychron K7 dilengkapi dengan konektivitas bluetooth untuk menghubungkannya tanpa kabel. Disertakan juga port USB-C jika Anda ingin menghubungkan keyboard ke komputer menggunakan kabel.

Ukuran yang kecil nan ringkas sehingga mudah dibawa kemana-mana

Ada dua pilihan switch yang dapat dipilih ketika ingin membelinya, yang tentunya semuanya berjenis low profile, yaitu switch Low-Profile Gateron Mechanical dan Low-Profile Keychron Optical. Baik switch Gateron maupun Keychron keduanya tersedia tiga pilihan warna switch, yaitu Red, Blue dan Brown yang lagi-lagi disesuaikan dengan preferensi masing-masing. Unit yang aku uji coba kali ini menggunakan switch Keychron Optical yang berwarna Brown, sehingga ulasan ini bakal mengacu dengan switch tersebut.

Build Quality — Aluminum Frame yang Terasa Solid

Dipegang-pengang, rasanya keyboard ini terasa solid banget, nggak terasa seperti barang murahan. Diketok-ketok frame-nya pake kuku, terasa seperti berbahan logam. Fix tampaknya keyboard temanku ini yang pakai frame aluminum. Iseng menggeser toggle switch menjadi mode bluetooth, wiih keliatan kerlap-kerlip warna-warni yang menghiasi backlit keyboard tersebut. Ini menandakan keyboard ini menggunakan backlight RGB.

Selain memuaskan indera peraba, juga memuaskan indera penglihatan. Ya, menurutku keyboard ini enak sekali dipandang. Meskipun kombinasi warna keycaps-nya tergolong standar layak keyboard Keychron yang lainnya, keyboard ini enak dipandang. Bentuknya tipis, slim nan ringkas, ditambah layout keyboard yang hanya 65% rasanya efisien sekali dalam pemanfaatan space di keyboard ini. Fix sih ngeletakin keyboard ini di atas meja sembari sibuk ngetak-ngetik makes me looks like some serious works are currently in progress.

Typing Experience … Not My Favorite

Impresi awal dari si keyboard sangat positif menurutku. Namun hal tersebut berubah 180° ketika mencoba mengetik-ngetiknya. Jujurly, aku kurang suka dengan feeling typing experience-nya. Saat tuts ditekan seperti tidak ada terasa feedback ke jari tangan, layaknya memencet tombol yang loss aja gitu. Apalagi switch yang low profile membuat jarak key travel yang sangat pendek. Entahlah apakah karena ini adalah keyboard low profile perdana yang aku coba, atau ekspetasiku ketinggian karena keyboard mekanik itu harusnya full profile layaknya keyboard mekanik pada lazimnya.

Jika penyebabnya key travel yang terlalu pendek yang bikin typing experience terasa tidak menyenangkan, kurasa bukan itu deh penyebab utamanya. Toh selama ini mengetik pakai keyboard laptop yang proper, rasanya enak-enak saja. Mungkin biang keroknya ialah switch Keychron Optical Brown yang terasa kurang memberikan feedback ketika switch-nya ditekan.

Kalau switch Gateron Brown di Keychron K8 yang pernah aku review dulu, switch-nya masih memberikan feedback 'bump' saat tombol ditekan. Switch Brown di Keychron K7? Hmm tidak ada semacam bump seperti itu. Mungkin jika menggunakan switch clicky bisa menjadi solusi "rasa frustasiku" terhadap keyboard yang absennya feedback tersebut. Ya, sebagai budak korporat yang kerjanya ngetik-ngetik full delapan jam, mungkin aku bakal merasa frustasi jika mesti ngetik pakai keyboard ini.

Conclusion

Sebagai seorang yang biasa ngetik dalam jangka waktu yang lama, aku merasa keyboard ini bukan buat gue banget. Aku mengharapkan ada feedback ketika tombol keyboard ditekan, sehingga ada feeling bahwa key yang aku tekan itu berhasil teregistrasi.  Memang sih, semuanya balik-balik lagi ke preferensi masing-masing. Mungkin kalau switch-nya pakai yang blue, clicky, ataupun tactile yang mampu memberikan feedback yang kuinginkan, bisa jadi mengubah cara pandangku terhadap keyboard ini, and make it likeable just like what I prefer. It's not a bad keyboard whatsoever, but for now, sorry, I don't like it.

Apakah teman-teman juga punya keyboard seri Keychron K7 juga? Terlebih-lebih jika menggunakan warna switch yang lain? Let me know in the comments and I'd love to hear further about your experience with this keyboard.

Posting Komentar

ads
avatar
Admin THE-Mangcoy Online
Welcome to THE-Mangcoy theme