Rabu, 20 Oktober 2021

Review Acer Aspire One 722: Netbook Tipis Yang "Easy to Upgrade"

Review Acer Aspire One 772 - Mendengar kata ‘netbook’, pasti kita akan teringat dengan laptop mungil hemat daya yang sempat ngetren di awal tahun-tahun 2010an. Bentuknya yang kecil, harganya pun sangat murah sehingga menjadi pilihan utama bagi calon pengguna PC, terutama masyarakat di Indonesia. Segmen laptop murah pada waktu itu sebagian besar diisi oleh kelas netbook. 

Review Acer Aspire One 722

Pada kali ini aku berkesempatan untuk mereview salah satu netbook besutan Acer yang cukup diminati oleh konsumen, yaitu Acer Aspire One 722. Dirilis pada tahun 2012 silam, dengan uang sebesar 2,8 juta rupiah saja kita telah bisa membawa pulang laptop ini. Namun, apa yang membuat Acer Aspire One 722 sangat laku keras di masanya selain brand Acer yang cukup kuat di hati masyarakat Indonesia? Sekuat apakah performa laptop ini walaupun telah berumur hampir satu dekade? Mari simak tulisanku berikut ini.

Overview

Desain Acer Aspire One 722 ini menurutku tergolong cukup unik. Desain cover atas yang diberi aksen gelombang air yang menetes, dipadukan dengan finishing glossy sehingga memberikan keunikan tersendiri dari desainnya. Saat laptop dibuka, yeah nothing special, it’s an Acer laptop.

Acer Aspire One 722 dikategorikan sebagai netbook. Tetapi dari segi ukuran, dibandingkan dengan netbook-netbook sekelasnya seperti Asus EEE PC misalnya, Acer Aspire One 722 memiliki ukuran yang agak lebih besar. Karena ukurannya yang sedikit lebih besar ini Acer pun menyematkan keyboard berukuran standar, sehingga tidak mengurangi kenyamanan disaat mengetik layaknya netbook-netbook lain yang memiliki ukuran keyboard yang terasa cramped.


Disaat netbook pesaing masih bertahan dengan layar 1024x600, Acer Aspire One 722 memiliki layar LCD sebesar 11.6 inch, dengan resolusi 1366x768 seperti laptop-laptop 14 inch pada umumnya. Teks-teks di tampilan aplikasi akan kelihatan “agak kecil”, namun karena ukurannya tersebut membuat tampilan akan terlihat lebih tajam yang dikarenakan kepadatan piksel lebih padat dan tetap memberikan keleluasaan aplikasi layaknya menggunakan laptop yang berukuran lebih besar.

Somehow, aku merasa warna layar yang dihasilkan sangat baik. Padahal laptop ini belum mengusung teknologi layar IPS yang terkenal akan reproduksi warnanya yang ciamik. Dilihat dari pinggir kiri maupun kanan, warna layar tetap cerah alias memiliki viewing angle yang luas. Dilihat-lihat lagi lebih lanjut, ternyata backlit LED tidak menghasilkan flicker disaat kecerahan  layar diredupkan. FYI layar yang flickering disebabkan oleh si laptop masih mengandalkan teknologi Pulse Width Modulation (PWM) untuk mengatur kecerahan si layar, yang sering kita temui di laptop-laptop kelas budget, bahkan laptop baru keluaran tahun ini sekalipun. Dampak dari layar yang flickering seperti ini akan membuat mata lebih cepat lelah. Warna yang cantik, viewing angle yang luas, backlit LED yang tanpa flicker, dan yang lebih hebatnya keindahan layar semacam itu bisa kita temui di segmen laptop murah seperti  Acer Aspire One 722 ini. Good job, Acer.

Performance

Ngomong-ngomong, bagaimana spesifikasi laptop ini?

Processor : AMD C-60@1.0 GHz, up to 1.333 Ghz
RAM : 2 GB DDR3
Storage : 320 GB SATA HDD
Graphics : AMD Radeon HD 6290

Sejak awal perilisannya pun laptop ini jauh dari kata “Laptop kencang performa tinggi”. Anda harus puas dengan “kencangnya” prosesor 1 gigahertz dari si tim merah, which is still barely meets Windows 7 system requirements dan cukup buat memutar video-video resolusi HD ataupun sekedar berselancar ria di internet. Biar prosesor dikata potato, AMD C-60 yang mengusung teknologi APU ini disandingkan dengan pemrosesan grafis yang bernama AMD Radeon HD 6290. U know lah, si tim merah yang juga seorang produsen VGA gaming yang cukup diminati oleh para PC gamer di dunia, at least VGA integrated yang dibawanya ini sedikit lebih baik dari HD Graphics miliknya Intel, bukan?


Daily Usage

Bicara tentang penggunaannya sehari-hari, terutama di masa sekarang, AMD C-60 mampu melahap segala kebutuhan komputasi ringan sehari-hari, walaupun sedikit ekstra kesabaran harus dilibatkan. Kalau sekedar mengetik di Microsoft Word, laptop ini sudah lebih dari cukup. Lain ceritanya jika dipakai mengetik, sambil browsing referensi di internet, dengan musik dari YouTube yang berjalan di tab lain.

RAM yang hanya 2 GB memang cukup membatasi ruang gerak multitasking dengan laptop ini. Tetapi, prosesor underpowered yang telah usang turut ikut andil memperburuk pengalaman multitasking. Dengan Google Chrome, disaat menonton video YouTube Anda harus puas dengan resolusi 480p, dengan catatan tidak ada aplikasi lain yang berjalan dan semua tab di Chrome tertutup kecuali tab YouTube itu sendiri. Di saat hanya sekedar meloading halaman baru, prosesor mesti bekerja sangat keras demi memenuhi permintaan pengguna. Lagi-lagi ekstra kesabaran mesti diikutsertakan.


Belum lagi di saat Windows sedang rewel mau minta update. Duh siap-siap CPU Usage bakal mentok di 100%. Ngomong-ngomong tentang Windows, unit laptop yang aku review ini terinstal sistem operasi Windows 10 Home 32-bit. Menginstal Windows 10 di PC yang low powered, terutama di Aspire One 722 ini, kurang disarankan, karena sejatinya laptop ini didesain untuk menjalankan sistem operasi Windows 7. Windows 7 yang statusnya telah discontinued sudah tidak disarankan untuk digunakan sehari-hari sehingga mau tak mau harus berkutat di Windows 10. Even better, just install one of lightweight Linux distros. Walaupun demikian, Windows 10 berjalan dengan lancar di laptop ini, bahkan driver-driver buat Acer Aspire One 722 semuanya tersedia di Windows Update.

Gaming

Setelah penat berjam-jam mengerjakan pekerjaan di depan laptop, tak salahnya menghibur diri dengan bermain game. Acer Aspire One 722 yang sejatinya tidak didesain sebagai laptop gaming, bolehlah sekali-kali buat mainin game ringan. Apalagi integrated graphics AMD Radeon HD 6290 seharusnya memiliki sisa-sisa DNA gaming dari kakak-kakaknya yang berwujud kartu grafis, bukan?

Laptop ringan hemat daya ini ternyata masih bisa diajak bermain game, walaupun sekedar game-game lawas keluaran tahun 90an dan 2000an. Game GTA San Andreas misalnya, laptop ini mampu mempertahankan frame per second yang stabil disaat opsi Frame Limiter dinyalakan, dengan resolusi 800x600 settingan serba Low. Lumayan lah buat nostalgia bareng CJ di Los Santos. Perolehan performa gaming tersebut jelas bukan suatu hal yang dapat dibanggakan. Namun, jika kita bandingkan dengan netbook lain yang ditenagai Intel Atom, AMD C-60 unggul di sektor pengelola grafis.

AMD Radeon HD 6290 memiliki dukungan terhadap DirectX 11, yang secara teori game-game modern bisa dijalankan di laptop ini. Namun secara praktiknya, Anda harus puas berhadapan dengan “kencangnya” gameplay layaknya sebuah slideshow PowerPoint, atau bahkan akan menemukan error disana-sini.

Overheating

Penyakit overheating kerap ditemui di laptop-laptop yang berdesain tipis, tak terkecuali di Acer Aspire One 722 ini. Dalam penggunaannya sehari-hari, overheating tidak terlalu menjadi masalah. Namun jika penggunaannya yang cukup intensif, seperti gaming misalnya, laptop akan memperlambat kecepatan prosesornya demi mendinginkan si prosesor.

Masalah overheating juga sering dijumpai di laptop-laptop yang usia pakainya telah lama. Hal ini disebabkan karena kipas pendingin yang terhalang oleh debu dan thermal paste yang telah mengering. Just clean the inside and replace the thermal paste, you may say? Yaps, bagian kipas pendingin sudah aku bersihkan dari debu. Namun penggantian thermal paste di laptop ini dirasa sia-sia. Mengapa demikian?

Kebanyakan laptop budget low powered seperti Acer Aspire One 722 ini misalnya, pemisah antara prosesor dan pendingin menggunakan thermal pad, bukan thermal paste seperti pada umumnya. Entah apa alasan pabrikan menggunakan thermal pad yang jelas-jelas tingkat konduktivitasnya tak sebaik thermal paste. Namun, jangan sekali-kali mengganti thermal pad dengan thermal paste, karena thermal paste tidak mengisi gap antara heatsink dan prosesor sehingga kemampuan transfer panas menjadi lebih buruk.

Upgradability

Ini yang menjadi poin terpenting bagi para pengoprek laptop, seberapa jauh sebuah PC bisa ditingkatkan kemampuannya. Surprisingly, walaupun statusnya laptop hemat daya hemat dana yang berdesain tipis dan ringan, Acer Aspire One 722 termasuk laptop yang sangat mudah diupgrade! Tak percaya? Cukup membuka satu baut di case penutup bagian bawah, geser pengunci dengan obeng, tadaaa, hard disk dan RAM pun bisa diakses oleh user.

Laptop ini menggunakan media penyimpanan hard disk 320 GB dengan slot SATA III sebagai interfacenya. SSD SATA 2.5 inch bisa dipasangkan di laptop ini untuk mendapatkan performa ekstra agar laptop berjalan lebih responsif. Ukuran RAM yang hanya 2 GB ini ternyata masih bisa ditambah lagi. Namun sayang Acer hanya menyediakan satu slot SODIMM DDR3 di laptop ini, sehingga Anda harus mengganti RAM yang lama dengan ukuran yang lebih besar. Menurut beberapa sumber yang aku baca, kapasitas RAM maksimum yang didukung oleh laptop ini hanya sebesar 4 GB saja. Oleh sebab itu, memasangkan modul RAM 8 GB di laptop ini kemungkinan tidak terbaca oleh si laptop. Memang tak banyak yang dapat ditingkatkan. Namun apabila kita bandingkan dengan netbook-netbook lain, kebanyakan netbook pesaing mengadopsi RAM yang tertanam di motherboard, yang artinya Anda akan stuck dengan kapasitas RAM tersebut untuk selamanya.

Conclusion

Acer Aspire One 722 merupakan sebuah komputer jinjing dengan harga terjangkau yang mengisi segmen netbook. Fitur yang dibawanya cukup menarik walaupun menyandang status laptop murah. Penggunaan laptop Acer Aspire One 722 di tahun 2021 masihlah dapat dikatakan "decent", cukup untuk melahap kebutuhan komputasi ringan. Keyboard? Suprisingly, it’s good! Cocok dijadikan laptop mobile untuk menulis catatan/membuat naskah teks yang panjang.

Apakah masih layak dimiliki? Jika Anda pemilik laptop Acer Aspire One 722 dengan kondisi yang masih bagus, dan berniat menggantinya dengan laptop budget sekelas Intel Celeron dkk, sebaiknya Anda urungkan niat Anda tersebut. Cobalah untuk mengupgradenya dengan membelikannya SSD SATA dan RAM 4 GB seperti yang aku sebutkan pada sebelumnya. Besar kemungkinan performa laptop ini bakal sangat responsif yang tak kalah dengan laptop-laptop baru.

Bagaimana kalau statusnya, Anda sedang berburu laptop bekas di marketplace? Menjadikan Acer Aspire One 722 sebagai pilihan utama it's kinda hit-or-miss. Fitur-fitur yang dimilikinya memang lebih menarik ketimbang laptop lain di kelasnya yang sama. Tetapi prosesor dual core AMD C-50/C-60 yang berjalan di angka 1.0 GHz, rasanya agak terlalu underpowered. Di rentang harga 1.5 jutaan, masih banyak pilihan laptop lain yang berprosesor Intel Core 2 Duo, yang secara performa jauh lebih baik ketimbang AMD C-50 maupun AMD C-60, walaupun umurnya jauh lebih tua dan ada kemungkinan Anda akan mendapatkan laptop yang masih memakai RAM DDR2. Atau kalau mau nambah dikit, Anda bisa mendapatkan laptop yang ditenagai Intel Core i3/Core i5 generasi pertama, yang lagi-lagi performanya jauh lebih kencang daripada Intel Core 2 Duo dan AMD C-50/C-60. Ya lagi-lagi pilihan kembali di tangan Anda. Apakah Anda ingin mengorbankan performa demi mendapatkan fitur dan umur laptop yang lebih muda, atau mengedepankan performa dengan dana yang seminim mungkin.

1 comments:

  1. Terima kasih atas informasinya..berguna sekali. Saya mau tanya, saya punya aspire one 722-c58bb tapi sudah rusak/alias ga nyala mungkin karena ICnya, mungkin karena hal lain.
    Mendingan saya coba servis dan tambah RAMnya,
    atau kalo budgetnya kecil, tambahin sedikit lalu cari yang sudah core i3/i5 seperti yang penulis sarankan?

    BalasHapus
ads
avatar
Admin THE-Mangcoy Online
Welcome to THE-Mangcoy theme