Rabu, 16 Desember 2020

Review Acer Swift 3 (Athlon 300U): Laptop 5 Jutaan yang Kaya Akan Fitur

Holla guys, belum lama ini aku membuat review tentang headphone kesayanganku yang aku pakai sehari-hari (Baca selengkapnya: Review Takstar HD2000). Nah, pada kesempatan ini aku akan melanjutkan segmen review di blog ini, tepatnya kita kembali lagi ke review laptop, yang menjadi review ikonik ala-ala Mangcoy hohoo. Pada kali ini kita kedatangan tamu yang menurutku cukup spesial? Siapakah gerangan? Dialah Sang Raja Laptop budget 5-6 jutaan Acer Swift 3! Mengapa aku bisa berkesimpulan demikian? Mari simak tulisanku berikut ini.


Acer Swift 3 sebenarnya memiliki banyak pilihan model, yang tiap modelnya itu dibedakan oleh spesifikasi jeroan yang diusungnya, terutama di segmen prosesor. Mulai dari AMD Athlon 300U sebagai kasta terendah, hingga Intel Core i7 generasi ke-10. Nah, pada review kali ini aku berkesempatan untuk menilik si Swift 3 berprosesor AMD Athlon 300U yang aku pinjam dari seorang temanku yang berbaik hati eyaaaak. Swift 3 versi Athlon ini ada yang spesial dari kacamata seorang penghobi dunia komputer. Mengapa?

Kalau boleh sedikit cerita, sudah banyak temanku yang meminta rekomendasi laptop baru yang murah tetapi decent performance alias jauh dari kata kentang. Kunci utama untuk menjauhkan dari kata kentang adalah menghindari laptop yang berprosesor Intel Celeron N series dan AMD E2/A4-A12 yang mana laptop-laptop tersebut jelas mengisi segmen laptop murah di budget 3 jutaan hingga under 5 juta. Mengapa prosesor menjadi perhatian utamaku? Prosesor yang kusebutkan itu menurutku benar-benar underpowered, dan pada suatu titik laptop akan terasa ngelag akibat prosesor yang tidak mampu mengejar workload yang dilakukan pengguna, apalagi prosesor laptop sifatnya tidak bisa diupgrade, alias kalian bakal setia bersama prosesor tersebut kecuali dengan mengganti laptop lain.

Oke, budget 3-5 jutaan fix ngga bakal ditoleh, tinggal mencari laptop lain yang memiliki prosesor paling tidak Intel Core i3 atau AMD Ryzen 3. Dari sekian banyak jenis laptop yang aku survey, jatuhlah pilihan rekomendasi laptop baru ke Acer Swift 3 varian AMD Athlon 300U. Mengapa AMD Athlon? Athlon ini sebenarnya mirip dengan AMD Ryzen 3, sama-sama berbasis AMD Zen+, yang membedakannya hanyalah clock speed pada Athlon lebih rendah daripada Ryzen 3. Dan bagi kalian pengamat perangkat komputer ini, kalian pasti sudah tahu belakangan ini AMD membuat gebrakan yang luar biasa berkat teknologi AMD Zen Core Architecture-nya. Selain alasan prosesor yang diusungnya yang bertenaga, aku menjatuhkan pilihan kepada Acer Swift 3 karena fitur-fitur yang dibawanya itu benar-benar menggiurkan. Dibandingkan brand lain, Acer benar-benar berani memberikan segudang fitur, namun dengan harga yang bersaing.

Apa saja fitur-fitur yang aku agungkan itu? Mari simak spesifikasi laptop yang punya nama lain Acer Swift 3 SF314-41R0V8.

  • CPU: AMD Athlon 300U @2.40 GHz
  • RAM: 4GB On Board Memory (Upgraded to 8GB)
  • VGA: AMD Radeon Vega 3
  • SSD: SK Hynix M.2 PCIe Gen3 512GB
  • Layar: IPS Display 1920x1080


Benar guys, kalian tidak salah baca. Swift 3 membawa layar IPS beresolusi Full HD di harga 5 jutaan saja! Untuk memorinya, unit yang aku review ini sudah diupgrade menjadi total 8GB. Aku menyarankan kepada temanku untuk langsung saja upgrade RAM, mengingat RAM 4GB tak lama lagi bakal menjadi obsolete, dan sayang saja prosesor udah kencang tapi nggak diimbangi kapasitas memori yang lega. Jadi total uang yang dibelanjakan untuk memboyong laptop ini termasuk upgrade RAM sebesar Rp6.200.000 (Harga awal laptop kalo ngga salah sekitar Rp5.850.000). Lumayanlah, mengingat fitur-fiturnya tadi yang seabrek.

First Impression

Build Quality

Mendengar kata Acer, biasanya aku bakal terbayang sebuah laptop berbodi plastik tipis berkesan murahan. Tetapi stigma tersebut tidak berlaku bagi Acer Swift 3 ini. Bodi berbalut logam magnesium-aluminum ini memberikan kesan mewah pada laptop ini dan juga dipercaya lebih kokoh ketimbang laptop berbodi plastik. Ya walaupun saat aku tekan-tekan bagian tengah keyboard bodi laptop masih mengalami flexing. Tetapi nampaknya tidak masalah sih, at least si laptop mampu menahan beberapa benturan kecil yang mungkin tak menyebabkan bagian bodi patah. Overall, menurutku build quality si Swift ini jauh lebih baik ketimbang laptop Acer seri Aspire yang kebanyakan hanya mengandalkan bodi plastik. Di tiap pinggir-pinggir laptop juga diberikan semacam lis reflektif gitu. Ya kesan mewah nan elegannya bertambah sih, tapi apakah hiasan tersebut bisa bertahan lama alias ngga mudah terkelupas yang malah memperjelek laptop ketika si laptop mulai berumur? (Colek Samsung Galaxy era 2013-2014 wwkwkwk)

Fitur-fitur

Selain itu Acer juga membekali sensor sidik jari yang nantinya bisa membuka kunci laptop tanpa memasukan password. Dibandingkan laptop-laptop lain, Asus Vivobook contohnya, beberapa brand meletakan sensor sidik jari di dalam area touchpad. Lain halnya laptop ini, Acer meletakan sensornya ini di sebelah kanan di bawah tombol panah kanan sehingga tidak mengganggu fungsi perangkat lain.

Berbicara tentang touchpad, Acer juga membekali touchpad yang menurutku ukurannya lumayan jumbo. Touchpad berukuran besar seperti ini telah menjadi tren belakangan ini. Touchpad berukuran besar ini bertujuan agar ruang gerak user dalam hal memindahkan kursor menjadi luas. Selain itu touchpad-nya juga mendukung Windows Precision Driver sehingga gerak kursor dengan touchpad dapat lebih mulus lagi.

Bagian keyboard sudah dibekali lampu backlight. Selain bisa menerangi keyboard dikala bekerja di gelapnya malam, backlight ini juga menambah kegantengan si laptop. Body yang udah berbahan logam, ditambah backlight yang cantik, fix serasa pakai laptop yang mahal. Ala-ala macbook gitu lo wkwk. Sayang backlight keyboard-nya ini kita tidak bisa mengatur kecerahan lampunya, sehingga ketika menekan tombol F8 (untuk mengatur backlight), si lampu hanya hidup dan mati, tidak ada opsi untuk meredupkan lampunya. Walaupun begitu backlight ini tidak mengganggu mata kok, alias nggak terang-terang amat yang bisa menyilaukan mata. But one thing that I think annoying about this backlight is backlight yang otomatis mati jika kita tidak menekan keyboard setelah 30 detik. Jika pemakaian yang menggunakan keyboard secara intensif, seperti mengetik dokumen contohnya, mungkin ini tidak menjadi masalah. Namun apabila penggunaannya yang sesekali menggunakan keyboard, misal chatting di sosial media, menurutku ya cukup menjengkelkan. Jikalau kondisi terang ya it's clear it won't affect to you. Lantas jika kondisi gelap gulita? Siap-siap harus mencari si tombol yang benar yang ingin dipencet, or atleast pencet terlebih dahulu tuts keyboard secara random, agar si backlight mau menyinari tombol keyboard yang kita inginkan.


Masih berbicara tentang keyboard, menurutku feeling mengetik-ngetik dengan laptop ini lumayan nyaman lah. Palm rest yang lega membuat tangan kita tidak terasa seperti kekurangan space ketika sedang mengetik. Tuts-tuts tombol keyboard-nya pun termasuk lumayan lah. Terasa sharp ketika dipencet, dengan jarak key travel yang agak pendek. Karena feeling sharp seperti itu akan menyebabkan keyboard terasa ada tactile feedback ketika si keyboard berhasil dipencet. Bahan tuts keyboard-nya ini pun menurutku lumayan bagus laah, bukan seperti laptop-laptop kentang murahan yang terkadang saat memegang keyboard-nya terasa bahan murahannya gitu. Nampaknya Acer benar-benar tidak main-main dengan seri Swift ini, alias selalu mencoba menawarkan the best product yang ngga ada kesan murahan di laptopnya.

Kaya Akan Pilihan Port

Walaupun berdesain laptop tipis yang berkiblat ke ultrabook, Acer dengan baik hati tetap menyediakan dua port USB 3.1 Gen 1 dan satu USB 2.0 yang pada ketiganya berupa Tipe A alias port USB berbentuk kotak yang selama ini kita kenal. Walaupun USB tipe C mulai menggantikan posisi Tipe A karena berbagai macam kelebihan yang dibawanya, kehadiran tiga USB berukuran full size ini cukup membantu kita apabila sering menghubungkan perangkat lawas yang masih menggunakan USB tipe A (seperti printer, DVD Eksternal, flashdisk, dsb) tanpa khawatir akan kehabisan port atau perlu repot-repot mencari dongle USB Type-C to full size USB Type-A. O ya Acer Swift 3 spesifikasi Athlon ini juga sudah dilengkapi dengan port USB Tipe C. Tetapi aku nggak tahu apakah port ini sudah terintegrasi dengan Thunderbolt atau belum. Sebab dari beberapa sumber yang aku temukan ada yang mengatakan sudah mendukung Thunderbolt & pengisian daya melalui port ini pada varian Intel Core i7, namun aku juga menemukan daftar spesifikasi Acer Swift 3 Athlon 300U di situs resminya mengatakan hanya USB Tipe C tanpa adanya dukungan Thunderbolt. Hmmm dunno lah. Jika pembaca ada yang mengetahui mengenai informasi ini, let me know in the comments yaa.

Selain port USB yang melimpah, laptop ini juga dilengkapi port HDMI, jack 3.5mm mic/audio combo, Kensington lock slot, dan SD Card Reader. Sayangnya tidak ada port ethernet di laptop ini. Mungkin beberapa orang memerlukan port ethernet ini, but most people won't use it. Zaman gini zamannya pada wireless dong wkwk.

Performance

Untuk urusan komputasi, laptop ini dipertenagai oleh AMD Athlon 300U. Athlon 300U ini sejatinya merupakan sebuah prosesor mobile AMD Ryzen 3200U yang memiliki clock speed lebih rendah. Memiliki dua buah inti prosesor, yang tiap inti memiliki thread sehingga berjumlah empat thread. Sebuah prosesor yang jauh dari kata high end untuk standar era saat ini, namun kemampuan tersebut masih sangat mumpuni untuk pemakaian kantoran, editing video ringan, maupun game-game yang tidak banyak memakan resources. Tapi jangan berkecil hati akibat 2 cores 4 threads yang diusungnya ini. Ingatlah dulu Intel merajai sebagai prosesor mobile, mulai dari Core i3 hingga Core i7, dengan 2 cores 4 threads-nya selama kurang lebih 8 tahun.

Prosesor AMD Athlon 300U ini juga membawa pemrosesan grafis yang bernama AMD Radeon Vega 3. Radeon Vega sebenarnya sangat populer di kalangan para gamer PC karena kehadiran APU seri Ryzen dari AMD yang membawa performa gaming yang memuaskan dengan harga yang minim. Nah apakah Vega 3 ini mampu digeber buat gaming? Mengingat laptop seperti ini tidak didesain untuk pekerjaan yang berat-berat, seperti gaming contohnya. Untuk bahasan tentang gaming lanjut akan aku ulas pada segmen selanjutnya.

RAM yang dipasangkan pada laptop ini awalnya hanya sebesar 4GB saja, yang menurutku kurang mumpuni untuk pemakaian di era tahun 2020, belum lagi konfigurasi RAM-nya hanya Single Channel saja. Seperti yang kita ketahui, prosesor AMD Zen Architecture terkenal dengan rakus bandwith RAM. Konfigurasi yang hanya single channel tersebut membuat si prosesor tidak mampu mengeluarkan segala potensinya. Beruntungnya Acer Swift 3 ini memiliki satu slot RAM kosong untuk melakukan upgrade, sehingga menambah satu keping RAM 4 GB layaknya unit yang aku ulas ini adalah langkah yang bijak, dengan total RAM yang terpasang sebesar 8 GB. Jangan kaget dengan RAM yang terbaca hanya 6 GB karena 2 GB-nya dipakai oleh prosesor grafis yang akan menguntungkan ketika bermain game maupun melakukan proses-proses yang membutuhkan grafis.

Acer juga menyematkan penyimpanan SSD NVME sebesar 512 GB dari SK Hynix. Ukuran SSD sebesar 512 GB ini menurutku lumayan lega, sehingga tidak memerlukan hard disk tambahan buat menyimpan dokumen-dokumen pribadi. Ingat ini SSD ya, SSD loh, udah NVME lagi, sehingga berakibat performa laptop wuss wuss ngacir, sangat responsif. Di dalam kotak kemasannya, Acer menyediakan baut-baut yang berfungsi untuk mengunci hard disk tambahan ke braket yang ada dalam laptop, which is ini berindikasi bahwa laptop ini bisa ditambah lagi ruang penyimpanannya dengan hard disk maupun SSD SATA. Ajib banget pokoknya.

Benchmark

Karena laptop ini agak spesial menurut pandanganku, jadi aku akan membawakan sesuatu yang cukup spesial di segmen benchmark ini, yaitu aplikasi benchmark yang lebih banyak 😄.

Cinebench R15


Hasil skor perolehan 

Perolehan benchmark Cinebench R15 ini menurutku sangat baik untuk ukuran prosesor dual core. Bahkan, mampu mengalahkan Ryzen 3 2200U yang notabene diposisikan lebih tinggi daripada segemen Athlon. Entah ini apakah dikarenakan Athlon 300U berbasis AMD Ryzen generasi 3, atau karena memori yang dipasangkan di Ryzen 3 2200U masih Single Channel.

Cinebench R20


Di Cinebench R20 juga membuktikan bahwa kemampuan prosesor ini sangat baik di kelas prosesor mobile dual core. Arsitektur AMD Zen+ terbaru ini memberikan boost performance single core yang signifikan sehingga menghasilkan performa secara keseluruhan yang luar biasa.

Geekbench 5


Athlon 300U yang tertanam di Acer Swift 3 ini mampu memperoleh skor sebesar 1847 untuk multi core, dan 801 untuk single core. Jika kita bandingkan skor ini dengan skor perangkat lain yang tersedia di Geekbench Browser, untuk ukuran dual core mobile menurutku ini adalah hasil yang menakjubkan. Bayangkan saja, Athlon 300U yang sejatinya diposisikan sebagai entry level processor, mampu menyaiki skor Intel Core i7 generasi ke-7 dual core yang rata-rata memiliki skor antara 1700an hingga 2100an.

CrystalDiskMark 8.0.0


Seperti yang kita ketahui, kecepatan SSD NVME jauh lebih kencang daripada yang masih menggunakan antarmuka SATA, yang mana kecepatan SSD SATA maksimal biasanya duduk manis di angka sekitar 500 MB/s. Hal ini dibuktikan dengan hasil benchmark menggunakan CrystalDiskMark, yang menunjukkan kecepatan SSD yang dibawa oleh laptop ini sebesar 1645 MB/s. Walaupun penggunaan laptop yang notabene sekedar mengetik, browsing, atau pekerjaan ringan lainnya, memiliki SSD kencang seperti ini membuat penggunaan laptop secara keseluruhan menjadi sangat responsif.

Stress Test

Mungkin ada sebagian orang yang kurang menyukai desain laptop tipis, karena semakin tipis laptop menyebabkan sirkulasi udara di dalam laptop menjadi terbatas sehingga mempengaruhi kemampuan laptop dalam melepaskan panas dari prosesor. Namun bagaimana kemampuan Swift 3 ini dalam mengatasi panas yang dihasilkannya??

Setelah menjalankan stress test menggunakan AIDA64 selama Sistem pendingin dalam laptop ini mampu menjinakkan prosesor Athlon yang kencang ini dengan suhu rata-rata sekitar 80°C - 90 °C dengan frekuensi all core rata-rata sebesar 2.9-3.0 GHz tanpa ada gejala throttling atau overheat yang akan berdampak turunnya performa. 

Gaming

Jika mendengar kata AMD Radeon, biasanya akan terbayang dengan kata gaming. Walaupun laptop ini sejatinya tidak didesain untuk bermain game, namun apa salahnya bermain sedikit game demi melepas penat usai ruwetnya pekerjaan di kantor. Apalagi AMD terkenal akan kemampuan prosesor grafis terintegrasi yang mantap. Lalu bagaimanakah kemampuan gaming di laptop berdesain tipis yang notabene bukan buat bermain game?

Left for Dead 2

Left for Dead 2 ini merupakan lanjutan dari seri Left for Dead. Walaupun game ini telah beredar selama lebih dari 10 tahun, Left 4 Dead 2 menurutku memiliki grafik yang masih enak dipandang. Ditambah engine game yang teroptimasi secara baik sehingga tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang dewa.

Aku mencoba memainkan game ini dengan Acer Swift 3 ini, dengan setingan Medium dan resolusi 1080p. Hasilnya? Game dapat berjalan dengan lancar dengan rata-rata FPS sebesar 57. Laptop ini tampaknya mampu melahap game ini tanpa memerdulikan seberapa banyak zombi yang mengerumuni pemain.

Grand Theft Auto V

Grand Theft Auto V yang sering dikenal sebagai GTA 5 ini adalah salah satu permainan yang masih banyak peminatnya. Walaupun secara minimum requirement tak lagi termasuk game yang berat, namun pada kenyataannya beberapa perangkat masih kesulitan untuk menjalankan game ini.

Pada setingan "Normal" alias yang terendah dengan resolusi 1280x768, laptop ini mampu menjalankan game ini secara lancar dengan rata-rata 42 FPS. Lumayanlah untuk sekedar menelusuri Kota Los Santos bersama Om Trevor Phillips.

Daily Usage

Untuk penggunaan standar, seperti browsing internet, mengetik, sembari memutar lagu di YouTube, menurutku laptop ini lancar-lancar saja. Prosesor yang powerful, mampu melahap segala macam kebutuhan-kebutuhan komputasi kita sehari-hari. Namun sayangnya RAM tersedia hanya 6GB (setelah upgrade menjadi 8GB) yang terkadang sudah penuh teralokasi oleh sistem (apalagi ketika browsing dengan Google Chrome). Pengorbanan kapasitas RAM 2GB tersebut terbayarkan oleh kemampuan grafis yang kencang untuk ukuran integrated graphics.

Aktivitas berinternet ria semakin nyaman berkat layar IPS yang telah memiliki resolusi Full HD. Walaupun layar ini nggak termasuk best laptop screen on the market, atau memiliki akurasi warna yang jernih layaknya layar retina milik Apple Macbook, setidaknya kehadiran layar IPS menjadi bonus tersendiri untuk rentang harga 5 jutaan, mengingat laptop para kompetitor masih mengusung layar TN display yang notabene memiliki kejernihan & viewing angle yang buruk. IPS display terkenal atas sudut pandang yang luas, sehingga pengguna bisa menatap laptop dengan nyaman tanpa khawatir warna akan berubah/tak mampu melihat tampilan apa-apa akibat sudut pandang terhadap layar yang tidak pas. O ya, viewing angle yang luas ini juga sangat cocok buat diajak nobar film bersama teman-teman & sahabat hohoohooo.

Untuk baterainya sendiri aku nggak ada metode pengujian tertentu yang mengedepankan scientific dan keakuratan data. I mean, aku hanya sekedar mengetes secara apa adanya dengan menggunakan laptop secara normal. Untuk pemakaian selama 90 menit, dengan penggunaan browsing, mendengarkan lagu dari YouTube, kecerahan layar paling rendah, dan kondisi backlight yang menyala, aku mampu menghabiskan baterai dari 100% hingga 62%. Penggunaan baterai ini mungkin bisa lebih awet lagi apabila dilakukan beberapa tweaking agar si Athlon menyedot energi listrik lebih sedikit. Tetapi dari hasil pengujianku itu, tidak ada yang spesial, biasa-biasa saja alias penggunaan baterai laptop pada umumnya.

Secara keseluruhan, laptop ini sangat nyaman untuk digunakan. Layar yang mantap, performa yang kencang, responsif akibat SSD yang lega terpasang di slot m.2, ditambah desain laptop secara keseluruhan yang menurutku sangat cantik dan berkesan mewah. Desain yang tipis & bobot yang ringan pun menjadi nilai plus jika kita sering berpindah-pindah tempat.

Kesimpulan

Jika kalian sedang mencari laptop dengan harga terjangkau namun memiliki performa yang mantap serta kaya akan fitur, Acer Swift 3 ini bisa menjadi pertimbangan. Apalagi adanya varian prosesor AMD Athlon 300U, untuk rentang harga 5 sampai 6 jutaan laptop ini sulit untuk tidak dilirik. Layar IPS, Full HD, bodi laptop berbahan logam, backlight keyboard, etc etc you name it, kurang apa lagi sih wkwk. Ditambah SSD NVME yang kencang, berkapasitas 512GB yang lega, yang menjadikan laptop ini semakin sulit untuk diabaikan.

Aku sendiri sudah banyak merekomendasikan laptop ini kepada teman-temanku yang lain. Setidaknya ada 4 orang yang aku ketahui telah meminang laptop ini, dan beberapa dari mereka langsung mengupgrade RAM laptop barunya itu. O ya, mereka semua membeli laptop ini di pertengahan tahun 2020, karena pada saat itu menurutku pilihan laptop di rentang harga 5-6 jutaan Acer Swift 3 inilah yang paling banyak memberikan fitur-fitur ketimbang kompetitor yang lain. Entah untuk akhir 2020 ini, atau awal tahun 2021 nanti apakah bakal bermunculan laptop affordable yang membawa segudang fitur yang akan blow your mind. Silahkan tinggalkan komentar jika para pembaca tahu beberapa laptop lain yang memiliki harga terjangkau dan fiturnya tak kalah dari Acer Swift 3 ini.


Kelebihan dari laptop ini ya seperti yang aku sebutkan di atas. Segudang fitur yang melimpah yang benar-benar nggak bisa menolak jika kita ingin membeli laptop harga 5 jutaan. Untuk kekurangannya sendiri, jujur sih aku nggak menemukan kekurangan yang cukup mengganggu. Mungkin hanyalah RAM single channel 4GB yang terpasang secara default di laptop ini yang mungkin menjadi poin kelemahan dari laptop ini. Tetapi masalah tersebut mudah diatasi karena tersedianya slot SODIMM kosong untuk mengaktifkan dual channel yang menjadi kekuatan utama prosesor AMD Zen series. Pokoknya, aku merasa puas dan takjub dari apa yang diberikan laptop ini mengingat harga 5 jutaan yang lumayan terjangkau dari segala kelebihan yang diberikannya.

*UPDATE: Acer Swift 3 (Athlon 300U) RAM 4GB vs 8GB

Belum beberapa lama ini, ada seseorang yang ingin menginstal aplikasi ke laptopnya, yang tak lain laptopnya adalah Acer Swift 3 spesifikasi Athlon 300U yang masih original, alias masih memiliki RAM 4GB. Menurutku ini merupakan sebuah kesempatan untuk membuat perbandingan seberapa besar selisih penambahan kecepatan apabila si Athlon ini dipasangkan dengan RAM dual channel. Ya walaupun perbandingan ini tidak 100% akurat karena masing-masing laptop memiliki konfigurasi software yang terpasang berbeda-beda (seperti yang kita ketahui, banyaknya aplikasi yang terinstal dapat mempengaruhi kecepatan performa laptop). Daripada aku harus membongkar laptop milik orang lain (rusak bisa berabe wkwk), yaudah selagi unitnya ada akan aku perbandingan secara kasar antara Athlon yang diberikan RAM dual channel dengan tidak.

Untuk hasilnya sendiri, bisa kalian lihat sendiri di gambar berikut ini. Yang pada intinya, peningkatan performa setelah upgrade RAM cukup signifikan, baik segi benchmark maupun gaming. Penggunaan in real world usage? Walaupun nggak begitu terasa-terasa banget, tetapi karena adanya RAM 8GB ini membuat kinerja si laptop menjadi lebih lancar tanpa khawatir akan kehabisan RAM.



11 comments

  1. Banyaki konten review laptop/hp/gadget yg lain dan hahaha

    BalasHapus
  2. wah lima jutaan yah, kudu nabung dulu nih, udah lama ga maen pes di laptop wkwkwk

    BalasHapus
  3. Mantap banget ya performa laptop Acer Swift 3 ini, harganya juga tidak terlalu mahal kisaran 5-6 juta saja, mungkin setara dengan laptop core i3. Lebih baik mana sih antara Prosesor AMD Athlon 300U dan Core i3 9100F

    BalasHapus
  4. Hal yang buat takut melihat review adalah munculnya keinginan buat beli waahahahah

    BalasHapus
  5. wooow, selesai baca nih. Keren jg trnyata tu laptop. Nanti kalo aku mau beli laptop baru, kudu konsultasi sama ente dulu, brother hahaha

    BalasHapus
  6. penjelasannya sangat teknikal kak, tapi masih bisa untuk dipahami
    penasaran dengan berat dari laptop ini, apakah melebihi 1.5kg?

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. nggak nyetrum kak..
      penyebab laptop nyetrum disaat ngecas karena instalasi listrik yang kurang baik, terutama groundingnya. coba cas di tempat lain

      Hapus
ads
avatar
Admin THE-Mangcoy Online
Welcome to THE-Mangcoy theme