Minggu, 20 Maret 2022

Ikut Vaksin Booster di Kota Palembang: Mudah Banget!

Sudah dua tahun masyarakat dunia dihadapkan pandemi COVID-19 yang memaksakan kita untuk membiasakan kebiasaan baru ketika akan beraktivitas sehari-hari, seperti menjaga kebersihan diri, memakai masker, dan menjaga jarak. Meskipun pandemi belum usai, tetapi dampak yang disebabkan virus ini mulai terkendalikan. Salah satu solusi terbaik untuk memerangi Si Kecil Rona yang tak kasat mata ini adalah dengan ikut vaksin.

Pada kesempatan ini, Mangcoy akan berbagi pengalaman cara mendapatkan vaksin COVID-19 yang disediakan gratis oleh Pemerintah Indonesia. Vaksin yang aku dapatkan kali ini adalah vaksin dosis ketiga, yang lebih dikenal sebagai vaksin booster. Vaksin ketiga? Ya, Anda tidak salah baca. Mungkin sebelumnya kita mengetahui vaksin dosis ketiga ini hanya diperuntukkan kepada kelompok prioritas, seperti tenaga kesehatan, pekerja pelayan publik, atau pun kelompok usia rentan. Bagaimana seorang pengangguran yang belum bekerja seperti saya, bisa-bisanya memperoleh vaksin teranyar tersebut? Nah, bagi yang belum mengetahui, sejak pertengahan Januari lalu masyarakat umum bisa ikut vaksin booster. Bagaimana prosedur untuk ikut vaksinnya? Psst, mudah banget!

Saya Sudah Divaksin :P

Syarat Vaksin Booster

Berbeda dengan vaksin dosis pertama dan kedua, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga ini. Cara termudah untuk mengetahui apakah Anda memenuhi syaratnya yaitu dengan mengecek di aplikasi PeduliLindungi kita masing-masing. Bisa dilihat di menu 'Profil' > 'Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19'. Kalau memenuhi syarat, akan muncul tulisan 'Anda berhak vaksinasi ke-3 ...'

Selain melalui aplikasi, bisa juga mengecek melalui website PeduliLindungi.id. Caranya? Gampang banget! Cukup masukkan 'Nama Lengkap' dan NIK di kolom 'Status Kesehatan'. Setelah klik tombol 'Periksa' maka akan muncul informasi mengenai status kesehatan Anda terkait COVID-19 serta apakah Anda berhak untuk mengikuti vaksin dosis ke-3.

Tiket PeduliLindungi yang menunjukkan bahwa berhak mengikuti vaksin ke-3

Jika tiket vaksin tidak muncul di PeduliLindungi, Anda masih bisa ikut vaksin ke-3 dengan catatan memenuhi syarat vaksin booster berikut ini,

  • Telah vaksin primer (vaksin ke-1 dan ke -2)
  • Berusia 18 tahun ke atas
  • minimal 3 bulan setelah vaksin ke-2 (dianjurkan 6 bulan)

Mendaftar Online

Kalau di Kota Jakarta, Anda mungkin mengenal dengan aplikasi yang bernama JAKI. Di aplikasi tersebut, salah satu fiturnya adalah untuk mendaftar mengikuti vaksin. Berhubung aku tidak tinggal di Jakarta, otomatis tidak mungkin aku akan menggunakan aplikasi JAKI tersebut.

Terus bagaimana, kok bisa-bisanya aku mendaftar untuk ikut vaksin secara online? Nah, bagi yang belum tahu, terutama mangcek-bikcek Wong Palembang, ternyata ada website khusus buat mendaftar vaksin secara online. Prosedur pendaftarannya pun sangat mudah sekali. Bagaimana caranya?

Cukup buka web vaksinonline.com saja. Kemudian di bawahnya akan tampil seluruh fasilitas kesehatan yang melayani vaksin. Jika ingin ikut vaksinnya di lain hari, Anda bisa memilih tanggal yang diinginkan di kolom 'Cari Per Tanggal'. Di sana juga akan tampil fasilitas kesehatan yang melayani di tanggal tersebut, mengingat ada beberapa faskes yang tutup/tidak melayani vaksin di hari-hari tertentu, seperti weekend misalnya.

Tampilan web vaksinonline.com

Setelah menentukan faskes mana yang diinginkan, tinggal klik tombol 'Daftar' di faskes tujuan. Isikan informasi NIK, nama, alamat, serta vaksin yang diinginkan di kolom yang disediakan. Jika semuanya sudah diisi tinggal klik Daftar. Setelah dari situ Anda akan mendapatkan QR Code yang digunakan untuk pendataan ulang di lokasi faskes nantinya. Ada baiknya tampilan tersebut di-screenshot dan disimpan di ponsel kita. Kalaupun daftarnya dari komputer/laptop, pindahkan file screenshot-nya ke HP kita (Baca juga: Cara Mengambil Screenshot di Laptop). Kalau daftar dari PC, kenapa QR Code-nya gak di-print saja? Nah, dari pengalamanku di sana, QR Code-nya nanti akan di-scan menggunakan sebuah alat scanner. Saat di-scan pun kecerahan layar harus dimaksimalkan. Khawatirnya nih, alat scanner-nya itu tidak terlalu sensitif. Berhubung selembar kertas tidak memiliki pengaturan kecerahan layaknya layar HP, takutnya kode kita nanti tidak terbaca. Kalau gak kebaca, ya mau tidak mau registrasi ulangnya dilakukan secara manual oleh petugas di sana, yang otomatis akan memakan waktu lebih lama.

Datang ke Fasilitas Kesehatan

Setelah mendapatkan QR Code, itu artinya nama Anda sudah terdaftar untuk mengikuti vaksin. Tinggal datang saja nanti pada jadwal yang telah ditentukan. Di halaman tampilan QR Code pun akan menampilkan estimasi waktu kapan akan dilayani. Meskipun demikian, tetap perhatikan syarat ketentuan yang ditetapkan oleh masing-masing fasilitas kesehatan karena ada beberapa faskes mewajibkan kita datang lebih awal meskipun waktu dilayaninya di jam yang agak siang.

Aku sendiri memilih fasilitas kesehatan yang disponsori oleh POLDA Sumatera Selatan yang juga bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Lokasinya pun bukan di rumah sakit ataupun puskesmas, melainkan di sebuah gedung bekas Giant Market yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Palembang. Menurut jadwal yang tertera, aku akan dilayani pada pukul 08.00 hingga 09.00. Dikarenakan itulah sejak pagi aku telah bersiap-siap buat berangkat ke lokasi faskes vaksin tersebut. Meskipun pada akhirnya aku tiba tidak tepat jam 8 pagi, alias ngaret sedikit.

Sesampainya di lokasi sudah terlihat orang-orang yang sedang duduk di bawah tenda yang telah disediakan. Kondisinya pun tidak seramai disaat aku melaksanakan vaksin pertama dan kedua pada waktu itu, alias sangat sepi untuk ukuran fasilitas kesehatan yang mampu melayani 1000 orang tersebut. Meskipun aku tibanya agak ngaret, yaitu sekitar pukul 08.15, program vaksinasi pun belum dimulai, alias pihak panitianya masih sedang persiapan. Hmmm budaya Indonesia banget nih *ehh. Tak apalah, dugaanku, biar ngaret dikit, yang ikut vaksinnya juga sedikit Insya Allah akan cepat dilayani.

Kurang lebih 15 menit menunggu di bawah tenda, aku melihat orang-orang pada mulai masuk ke bangunan bekas tempat perbelanjaan tersebut. Tidak ada satu petugas pun yang menginstruksikan kami untuk masuk. Hanya mengandalkan beberapa orang yang berduyun-duyun masuk itulah aku pun ikut-ikut masuk bersama mereka. Ternyata eh ternyata pelayanan vaksin pun sudah dibuka.

Akibat tidak ada petugas yang menjaga menyebabkan antrian pendaftaran ulang menjadi kacau. Serobot sana serobot sini. Untuk yang ikut vaksin cuma sedikit, sehingga tidak menyebabkan chaos yang bikin rusuh. Petugas tempat daftar ulang sedang sibuk mencatat informasi-informasi peserta vaksin yang tidak membawa QR Code. Untung aku telah menyiapkan QR Code di ponselku, sehingga cukup scan, keluar blangko, langsung cus menuju screening sebelum vaksin, tanpa perlu ikut mengantre bersama peserta yang tak membawa kode tersebut.

Proses Vaksinasi

Prosedur vaksinasinya, terutama vaksin booster yang aku ikuti ini pun sama seperti vaksin pada umumnya. Ditanya mengenai informasi-informasi umum tentang pribadi, apakah sudah sarapan atau belum, dan terakhir melakukan cek tekanan darah. Barulah kemudian menunggu giliran suntik vaksin.

Apakah sakit disaat ditusuk jarum sakit? Menurut aku pribadi nih ya, rasa sakit tidak akan terasa jika kita tidak merasakan kesakitan tersebut. Loh, maksudnya gimana? Gini nih, dari hasil "observasi" ngegabutku, kebanyakan mereka yang merasa kesakitan saat disuntik karena sebelumnya sudah takut duluan bakal disuntik, sehingga pikiran kita sudah termindset "wah pasti bakal sakit nih". Belum lagi otot tangan menjadi tegang sehingga memperburuk rasa sakitnya.

Layout bekas tempat perbelanjaan masih kental terlihat

Aku bakal kasih tips biar tidak terasa sakit saat disuntik. Caranya yaitu mengatur mindset kita agar tidak terlalu fokus ke rasa sakit suntikannya tadi. Loh, kok bisa? Bisa dong! Banyak cara buat mengalihkan perhatian kita tersebut. Salah satu cara yang sering aku lakukan dengan memperhatikan keadaan sekitar. Misal, memperhatikan jam yang tergantung di dinding, sembari bergumam, "Wah jam itu bagus banget, coba saja kalau angka jamnya ada 13." Nanti disaat kita sedang terhanyut dalam pikiran kita tersebut, tiba-tiba rasa "nyuuut" yang kinda subtle bakal kerasa, atau bahkan bisa tidak terasa sama sekali! Itulah yang namanya the power of mindset. Makanya, jangan remehkan mindset seperti apa yang sering dikatakan oleh para motivator.

Efek Samping Setelah Vaksin Booster

Kalau mendengar efek samping pasca suntik vaksin, orang-orang pada memiliki efek samping yang berbeda-beda. Ada yang tidak berefek apa-apa, ada yang sekedar terasa pegal-pegal saja di bagian bekas kena suntik, bahkan ada yang terserang demam yang memaksakan orang tersebut untuk istirahat beberapa hari. Dari menurut informasi yang aku dapatkan di internet, efek samping tersebut merupakan hal yang wajar, yang mana reaksi vaksin tersebut berbeda-beda tiap individu. Hal tersebut sering disebut sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Bagaimana efek samping yang aku rasakan pasca ikut suntik vaksin booster? Kalau aku pribadi, tidak ada efek samping parah yang mengharuskan untuk menghubungi dokter. Hanya saja, di siang harinya mata terasa berat sekali untuk tetap melek, alias mengantuk berat. Padahal malam sebelumnya aku tidak begadang. Badan pun terasa agak lesu, tidak fit seperti pada biasanya. Pada malam harinya pun mulai terasa sedikit demam. Meskipun demikian, setelah beristirahat yang cukup semua efek samping tersebut akan hilang dengan sendirinya. Hanya saja rasa "sakit" bekas suntikan vaksin masih sedikit terasa hingga 2-3 hari kedepannya. Tapi tak masalah, rasa sedikit "sakit" tersebut tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari, alias tangan kiri (lengan kiri tempat disuntik vaksin) masih bisa digunakan sebagai mestinya.

Penutup

Semua proses vaksinasi, mulai dari mendaftar hingga dapat sertifikat hanya berlangsung tak sampai 30 menit.  Mudah dan cepat sekali bukan? Belum lagi adanya bantuan teknologi internet yang membuat proses administrasi vaksinasi lebih teratur. Tinggal daftar, pilih jadwal, datang, and disuntik deh...

Oleh karena itu, ayo, terutama wong kito yang ado di Palembang, ikut vaksin yang sudah disediakan pemerintah, sebagai salah satu ikhtiar kita untuk menyelesaikan pandemi yang tak kunjung usai ini. Kalau sudah sangat dipermudah seperti ini, mau alasan apa lagi, hayoo?

4 comments

  1. Mau booster tapi belum ketemu waktu yang pas. Merasa belum se-urgent itu juga 😅

    By the way, artikelnya bermanfaat, tertata dan lengkap. Mantap.

    BalasHapus
  2. Ada berita screening pcr dibebaskan klo uda vaksin kedua, lansung gas otw ke puskes buat vaksin ketiga, buat jaga2 klo misalnya mau mudik keluar syarat harus booster dlu wkwk

    Btw nih ya share pengalaman pas disuntik/diambil darahnya. Klo aku sih biar ga kerasa sakit aku liatin jarumnya, aku fokus ke jarum dan seolah2 kita udah menyatu gitu, dan itu efektif bgt buat org yg suka kagetan wkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pagi tadi ngecek di web vaksinonline. wiih pendaftarnya auto membludak gegara peraturan utk mudik

      klo aku kyknya gak tega deh ngeliat tubuh sendiri ditusuk2 orang gitu hahaaa
      ternyata cara orang biar gak kerasa sakit berbeda-beda, ya

      Hapus
  3. Aku alhamdulillah sudah booster. Pas masih sepi. Dak perlu antre. Datang, langsung dicucuk
    Skrng sudah rame nian. Uong berjo nak vaksin galo biar pacak mudik hahahah

    BalasHapus
ads
avatar
Admin THE-Mangcoy Online
Welcome to THE-Mangcoy theme